Tak terasa
sudah lebih dari satu tahun kita kehilangan seorang sosok pendobrak (addakhil).
KH. Abdurrahman Wahid. Gus Dur wafat pada hari Rabu 30 Desember 2009, di Rumah
Sakit Cipto Mangunkosumo, Jakarta, pukul 18.45 akibat berbagai komplikasi
penyakit, diantarnya jantung dan gangguan ginjal yang dideritanya sejak lama. Tulisan
ini terbilang telat apabila diposting untuk memperingati satu tahun wafatnya
beliau. Tapi bagi saya tidak ada istilah terlambat untuk mengagumi sosok yang
oleh banyak orang dibilang kontroversial.
Sebagai pemimpin
Negara ini Gus Dur –sapaan akrab beliau- mungkin tidak sepopuler petualangan
dia sebagai kyai, cendikiawan, dan budayawan. Tetapi perlu kita ingat bahwa Gus Dur adalah
sosok presiden pertama di Negara ini yang terpilih melalui proses demokrasi
yang sebenarnya. Terpilih menjadi presiden ke-4 Republik Indonesia Pada 20 Oktober
1999 dengan memenangi 373 suara. Walaupun
pada akhirnya dianggap tidak berhasil setelah tersandung kasus Buloggate dan
Bruneigate dan diturunkan pada 23 Juli 2001 melalui sidang istimewa MPR pada
saat itu sehingga sisa masa jabatannya dilanjutkan oleh wakilnya yang pada
waktu itu diduduki oleh Megawati Soekarnoputri.
Dalam proses
pemberhentiannya sebagai presiden. Kita masih ingat betul dengan dekrit yang di
keluarkan beliau. Dekrit Presiden itu sendiri berbunyi: (1) pembubaran MPR/DPR,
(2) mengembalikan kedaulatan ke tangan rakyat dengan mempercepat pemilu dalam
waktu satu tahun, dan (3) membekukan Partai Golkar sebagai bentuk perlawanan
terhadap Sidang Istimewa MPR. Namun dekrit tersebut tidak memeroleh banyak
dukungan dan pada akhirnya malah membuatnya terjungkal dari kursi kepemimpinan
. tepat pada 23 Juli 2001 melalui sidang istimewa MPR Gus Dur di impeachment dan harus melepas kursi
kpresidenan.
Berbagai kalangan
menyatakan dekrit tersebut hanyalah omong kosong dan bualan semata. Namun apabila
kita memperhatikan peran Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) saat ini. Apa yang bisa
anda katakan?
Ya sebagai
seseorang saya akan mengatakan bubarkan DPR. Tapi sayangnya saya hanya rakyat
biasa yang tidak pernah mencalonkan diri menjadi presiden apalagi terpilih. Pada
akhirnya pun saya tidak mempunyai daya untuk membubarkan DPR melalui dekrit.
Semakin hari
semakin menjadi DPR Negara ini. Setelah fasilitas telepon, bensin, dan tol
anggota dewan dibiayai oleh negara, kini mereka kembali beraksi dengan proyek
renovasi ruang rapat banggar senilai 20 milyar, rencana pembagunan toilet 2
milyar dan bermacam proyek lain yang menambah kesan mewah dan glamour. Sebagai kaum
awam yang tidak paham gaya arsitektur terkini, saya bertanya kepada . ”Toilet
apa yang bisa menghabiskan dana hingga 2
milyar?” proyek-proyek tersebut adalah hanya sebagian yang terendus oleh media
dan kita ketahui. Mungkin masih ada berpuluh-puluh proyek yang menghabiskan
lebih banyak lagi uang rakyat mengatas namakan rakyat. Cuih.
Apakah mereka
semua sadar kalau kursi empuk yang mereka duduki adalah kursi rakyat? Disaat tidak
semua aspirasi rakyat mereka sampaikan dan disaat tidak semua rakyat memiliki
MCK yang bagus. Mereka malah sibuk merenovasi toilet yang sebenarnya masih
layak. Perasaan malu yang mungkin tidak dimiliki oleh para wakil rakya bangsa
ini. Disaat rakyat morat-marit mereka malah berleha-leha dengan uang rakyat. Sungguh
sudah putus urat malu mereka. Atau jangan-jangan mereka tidak memiliki kemaluan?
Andaikata waktu
itu dekrit Gus Dur berhasil. Selalu menjadi khayalan saya.
Yah seperti
itulah Negara ini. Saya menulis ini karena kekaguman saya terhadap sosok Gus
Dur. Pria yang mendapatkan penghargaan Mebal Valor karena dinilai memiliki keberanian membela
kaum minoritas. Menetapkan hari raya imlek sebagai hari libur nasional pada
januari 2001. Padahal pada rezim orde baru hal apapun yang berbau dan
berhubungan dengan suku tersebut dianggap illegal. Walau bukan kebijakan yang popular
bagi kaum mayoritas namun beliau berani melawan arus. Salah satu Hal yang
membuat saya takjub. Namun masih banyak lagi hal lainnya. Orang yang menurut
saya sangat layak menjadi bapak bangsa ini. Orang yang melihat jauh kedepan,
orang yang adil, orang yang mau membela kaum lemah, orang yang mengajak
demonstran masuk ke dalam istana, dan orang yang telah mengajarkan dan
menginspirasi banyak orang di dunia.
Dari lubuk hati terdalam saya
ucapkan Selamat jalan Guru ku dan Guru Bangsa ini KH. Abdurrahman Wahid