Sekilas Green Marketing

Kerusakan lingkungan saat ini telah menjadi isu global yang utama. Di banyak tempat di belahan bumi, polusi udara dan air telah mancapai level yang membahayakan. Keprihatinan besar tentang “green house effect” atau efek gas rumah kaca dalam atmosfer yang disebabkan oleh pembakaran bahan bakar fosil dan penyebaran zat-zat kimia tertentu di udara telah meningkat. Ditambah dengan berkurangnya ketersediaan air bersih dan banyaknya kandungan zat-zat kimia berbahaya dalam air.

Fenomena-fenomena tersebut telah mempengaruhi semua aktivitas manusia. Kekhawatiran besar akan datangnya bencana yang lebih besar dan mengakibatkan kerugian telah membuat manusia semakin menyadari akan pentingnya keseimbangan dalam lingkungan hidup yang dapat dicapai dengan pelestarian lingkungan hidup. Dalam situasi seperti inilah muncul Ethical Consumerisme. Ethical Consumerisme adalah pembelian jasa atau produk yang dilakukan secara beretika. Yang berarti tidak mengekspoitasi atau  meminimalkan bahaya pada hewan, manusia atau lingkungan hidup. Atau juga Green Consumerism yang merupakan kelanjutan dari gerakan konsumerisme global yang dimulai dengan adanya kesadaran konsumen akan hak-haknya untuk mendapatkan produk yang layak, aman, dan produk yang ramah lingkungan (environment friendly) yang semakin kuat.

Menanggapi setiap peristiwa yang terjadi pada lingkungan saat ini. Beberapa disiplin ilmu telah mengintegrasikan isu-isu lingkungan hidup ke dalam literatur-literaturnya. Salah satunya adalah pemasaran. Saat ini masyarakat sudah lebih perhatian terhadap kondisi lingkungan. Para pemegang otoritas bisnis mencoba mengambil peluang dari kejadian tersebut. Sekarang semua orang sudah melakukan perubahan dalam gaya hidupnya menjadi lebih ramah lingkungan (eco-friendly). Slogan-slogan bertuliskan go green pun hampir ada di setiap sudut jalan. Hal ini menandakan bahwa krisis ekologi global ini sudah sangat mengkhawatirkan tidak hanya bagi makhluk yang tidak bisa perpikir, bahkan seluruh umat manusia di berbagai bagian belahan dunia.

Pemenuhan kebutuhan manusia yang semakin meningkat. Selain karena alasan daya konsumsi yang meningkat. Perkembangan populasi yang begitu tinggi berjalan bersamaan dengan pertumbuhan permintaan. Perkembangan dunia industri yang semakin pesat. Bukan hanya membawa keuntungan kepada manusia tetapi juga menimbulkan permasalahan sosial dan lingkungan hidup. Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. Ar-Rum [30]: 41:

    “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS. Ar-Rum [30]:41).

 Manusia sebagai subjek dalam pemanfaatan sumber daya alam memiliki tanggung jawab untuk membentuk masyarakat yang bersahabat dengan lingkungan (eco-friendly) dan dituntut memiliki kepedulian terhadap upaya pelestarian alam dan lingkungan serta menghargai dan menjaga eksistensi makhluk lain di muka bumi. Seperti tertuang dalam QS. Al-Baqarah [2]: 30:

    “…sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi….” (QS. Al-Baqarah [2]:30).

Menjadi sebuah keharusan bagi perusahaan agar bisa menerima tantangan tersebut. Tantangan untuk memahami pelanggan, membangun solusi atas kebutuhan mereka, dan berhubungan dengan mereka dengan cara yang tepat sehingga menciptakan kepuasan pelanggan dan akhirnya menghasilkan keuntungan bagi perusahaan.

Pilip Kotler, penulis Marketing Management menulis:

    "Pemasaran otentik bukanlah seni menjual apa yang bisa kamu buat, melainkan tahu apa yang harus dibuat! Ini adalah seni mengidentifikasikan dan memahami kebutuhan-kebutuhan pelanggan dan menciptakan solusi-solusi yang memberikan kepuasan pada para pelanggan, laba pada para produsen, dan keuntungan-keuntungan bagi para stakeholders. Inovasi pasar diperoleh dengan menciptakan kepuasan pelanggan melalui inovasi produk, kualitas produk, dan pelayanan pelanggan. Jika hal-hal ini absen, periklanan, promosi penjualan atau salesmanship sebesar apa pun tidak akan bisa memberikan kompensasi." (Hill dan Rifkin 2003:15).

Pemasaran harus menginovasi pasar tidak hanya pada tingkat strategis tetapi juga taktis-menciptakan konteks yang tepat, sikap yang tepat, infrastruktur yang tepat, dan gairah yang tepat untuk meyakinkan bahwa ide terbaik mencapai sukses secara kompetitif maupun komersial.

Dengan adanya kesadaran tersebut maka perusahaan menerapkan isu-isu lingkungan sebagai salah satu strategi pemasarannya atau yang telah kita kenal sebagai green marketing. Salah satunya dan merupakan pioneer dalam pemasaran hijau adalah The Body Shop. Hal ini juga sesuai dengan meningkatnya perhatian pada isu lingkungan oleh pembuat peraturan publik dapat dilihat sebagai indikasi lain bahwa kepedulian lingkungan merupakan area yang potensial sebagai strategi bisnis (Menon & Menon, 1997). Pada penelitian yang dilakukan oleh Byrne (2002) dikatakan bahwa environmental atau green marketing (pemasaran hijau) merupakan fokus baru dalam usaha bisnis, yaitu sebuah pendekatan pemasaran stratejik yang mulai mencuat dan menjadi perhatian banyak pihak mulai akhir abad 20 (Ottman, 1998). Kondisi seperti ini menuntut pemasar untuk hati-hati ketika keputusan yang diambil melibatkan lingkungan. Perhatian terhadap isu-isu lingkungan terlihat nyata dari meningkatnya pasar yang peduli lingkungan (Laroche, 2001). Perhatian terhadap isu-isu lingkungan ini ditandai dengan maraknya para pelaku bisnis dalam menerapkan standar internasional atau lebih dikenal dengan ISO-14000.

Dalam buku Marketing, Principles and Perspectives karya Bearden, Ingram dan LaForge. Dijelaskan bahwa ada tujuh buah perspektif yang membantu perusahaan besar dalam mengidentifikasi dan merespon peluang-peluang di pasar dengan lebih baik. Salah satu dari perspektif tersebut adalah perspektif etika.

       Pemasar tidak hanya berkerja dengan perusahaan saja. Tetapi mereka berkerja dengan konsumennya, rekannya dan grup-grup lainnya. Pertimbangan atas etika adalah sangat penting dan kompleks. Sebuah perspektif etika dengan aktif memasukan hal-hal yang bersifat tanggung jawab moral dalam setiap keputusan pemasaran dan mempraktekan tanggung jawab sosial untuk disertakan dalam pertimbangan ekologi.